Suku Nduga adalah salah satu suku yang berdomisili di daerah pegunungan tengah papua.dulunya masyarakat suku nduga termasuk dalam kabupaten wamena namun dengan adanya otonomi khusus suku nduga mekarkan diri ndari kabupaten induk tahun 2007/2008 dengan nama kabupaten Nduga .keberadaan wilayah suku Nduga berada sekitar ketinggian 4.500 m dpl. di atas permukaan laut .sebagaian wilayah ini terdiri dari gunung,bukit berbatu,lembah,jurang.dan pantai membentang dari timur ke barat( kingsley Mei 20011)
.Asal mulanya suku Nduga tergolong dalam satu kategori sub suku besar dari suku dani yang di dalamnya terdapat beberapa sub-sub suku yaitu:
.Asal mulanya suku Nduga tergolong dalam satu kategori sub suku besar dari suku dani yang di dalamnya terdapat beberapa sub-sub suku yaitu:
- Sub suku Lani
- Sub suku Yali
- sub suku Ngalik
- sub suku Nayak
- Sub suku Nduga
Konon mereka adalah turunan dari satu keluarga ,menurut mitologi suku Dani,maupun serluruh suku yang ada di daerah pegunungan tengah mereka berasal dari satu keturunan nenekmoyang yang berasal dari hetigima ,bahwa manusia pertama mucul dari sebuah gua daerah maima yaitu wita dan waya .tapi karena sejarah konsepsi religi manusia baliem adalah rahasia bagi orang lain,apalagi orang luar,maka penyebutan dari lokasi tersebut adalah suatu kerahasiaan masing-masing marga.sebagian menyebut manusia awal mula muncul dari wesaput kini kecamatan hitigima dekat muara sungai baliem.Masing-masing marga mengakui daerah dan tempat keramatnya sebagai asal dan awal mula manusia pertama mucul di daerah lembah baliem/hitigima.tapi mereka umumnya mengakui dan merahasiakan pada orang lain ,dari keturunanya,yang bersifat patrineal.orang tua yang lebih mengetahui,mengtakan bahwa”manusia muncul awal mula dimuara sungai baliem dan Eagima”.tempat itu kini ditutupi oleh sungai Eagima.nama daerah itu kini disebut dengan nama:”wesapot,yang artinya di belakang keramat “/rahasia dari ada”.terdiri dari dua kata :wesa=’keramat/rahasia/tidak bleh “.Apot = “dibelakang ,’tertutup(rahasia)”. Jadi wesapot artinya=”dibelakang semua (rahasia),atau”dibalik
Rahasia”.(sumber data :dari orang-orang tua )
Setelah mereka keluar dari lubang goa tersebut mereka tinggal di daerah sekitar goa dan membuka lahan dan beranak cucu ,dengan bertambahnya anggota keluarga.terjadilah perebutan lahan antar mereka dan mereka berpencar ke wilayah-wilayah lain dan membentuk sub-sub suku sendiri –sendiri sesuai dengan daerah yang di datanginya kecuali suku dani lembah baliem, orang Nduga juga ikut meninggalkan lembah baliem dan mereka pergi ke arah selatan ikut kali welesi, dalam perjalanan mereka hanya membawa anak panah tidak membawa bekal apapun .perjalana mereka dari prime ,keyawagi ,kemudian menginjak kaki di distrik yigi.sesudah tiba di yigi mereka hanya membuka lahan lalu lanjut ke mbua .di mbua mereka bertemu dengan seorang tua badan berbulu sedang kedinginan ,ketika melihat orang tua itu mereka membuat api lalu mengangatkan dia dan melanjutkan perjalan mereka ke daerah mbua tenga ,dari mbua tenga kembali ke yigi .dari yigi kemudian mereka pergi ke daerah lain akibat adanya perebutan lahan .daerah tersebut seperti mapenduma,mugi ,gearek,geselma,kenyam ,dan daerah lainnya. sedang suku Nduga yang di intan jaya ,timika,puncak jaya,merauke,wamena .mereka pergi sekitar tahun 70 an akibat perang suku di kampung .
, sebenanya sebutan orang lembah baliem unutk orang Nduga yaitu”siar meke”yang artinya orang hutan/orang yang tidak bisa kompromi. kata Nduga sendiri muncul ketika sudah meninggakan lembah baliem dan menetap di daerah-daerah yang sudah disebutkan di atas.Suku Nduga pada umumnya mempunyai ciri khas tertentu dalam pembawahan hidupnya yang dipengaruhi oleh nenekmoyang hingga sekarang yaitu berwatak keras dan tidak mau mengalah tetap pada pendiriannya /tidak bisa dipengaruhi oleh dari luar .orang Nduga secara cultur mempunyai kelebihan tersendiri dari suku-suku yang ada di daerah pegunungan tengah yaitu mereka di ibaratkan sama halnya dengan” bunglon”cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana mereka tinggal baik bahasa maupun adat istiadat suku yang lain.orang Nduga secara tradisional disebelah timur berbatasan dengan kabupaten yahukimo,dan wamena,disebelah barat dengan kabupaten puncak papua dan puncak jaya disebelah selatan dengan agats,masyarakat suku Nduga bahasa sehari-hari mereka menggunakan bahasa Nduga ,bahasa ini termasuk keluarga bahasa Melanesia dan bahasa papua .suku Nduga sebagai suku minoritas dari 360an suku –suku yang ada di seleruh tanah papua baik dari pegunungan maupun pesisir .
, sebenanya sebutan orang lembah baliem unutk orang Nduga yaitu”siar meke”yang artinya orang hutan/orang yang tidak bisa kompromi. kata Nduga sendiri muncul ketika sudah meninggakan lembah baliem dan menetap di daerah-daerah yang sudah disebutkan di atas.Suku Nduga pada umumnya mempunyai ciri khas tertentu dalam pembawahan hidupnya yang dipengaruhi oleh nenekmoyang hingga sekarang yaitu berwatak keras dan tidak mau mengalah tetap pada pendiriannya /tidak bisa dipengaruhi oleh dari luar .orang Nduga secara cultur mempunyai kelebihan tersendiri dari suku-suku yang ada di daerah pegunungan tengah yaitu mereka di ibaratkan sama halnya dengan” bunglon”cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana mereka tinggal baik bahasa maupun adat istiadat suku yang lain.orang Nduga secara tradisional disebelah timur berbatasan dengan kabupaten yahukimo,dan wamena,disebelah barat dengan kabupaten puncak papua dan puncak jaya disebelah selatan dengan agats,masyarakat suku Nduga bahasa sehari-hari mereka menggunakan bahasa Nduga ,bahasa ini termasuk keluarga bahasa Melanesia dan bahasa papua .suku Nduga sebagai suku minoritas dari 360an suku –suku yang ada di seleruh tanah papua baik dari pegunungan maupun pesisir .
Di dalam masyarakat tradisional suku Nduga membentuk suatu kampung yang merupakan persekutuan hukum adat.mereka hidup menetap di daerah-daerah yang sudah disebutkan di atas .sejak meninggalkan lembah baliem dari nenekmoyang hingga sekarang secara berkelompok ,tingkat kekerabatan mereka sangat kuat,suka tolong menolong dan saling bergantung pada satu sama yang lainnya dalam memenuhi kebutuhan mereka.susunan masyarakat yang terdiri dari susunan kekeluargaan yang disebut faktor genologis dan factor teritorial berdasarkan pada hubungan bersama pada suatu daerah yang disebut sebagai daerah kekuasaan dengan di kepalai oleh salah seseorang yang di sebut kepala suku.
Kepala suku adalah orang yang berani dalam memimpin pertempuran perang dan mampu memimpin warga- warganya dalam keadaaan sulit.sehingga kepemimpinannya adalah hasil sebuah prestasi sendiri bukan karena warisan. Dia dikatakana seorang kepala suku jika terdapat hal-hal sebagai berikut
1) Keberaniannya dalam pertempuran perang suku
2) Berani mengambi keputusan dalam keadaan sulit
3) Kualitas pembicaraan yang baik /kepandaian diplomasi
4) Bersikap lemah lembut kepada semua orang tanpa memandang besar kecil satus
5) Mengetahui segala persoalan masalah baik mapun buruk
Tugas dari kepalah suku adalah memimpin rapat dalam forum musyawarah adat untuk membicarakan dalam berbagai kepentingan aspek kehidupa mereka seperti politik,ekonomi,keamanan dan upacara-upacara adat.tempat forum musyawara adat biasanya di lakukan di honai laki-laki (sinije) .dalam satu kompleks ada beberapa jenis bangunan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkn dengan sinije .setiap bangunan sesuai dengan jumlah anggota keluarga dan kandang ternak.Susunan rumah adatdalam pemukiman mereka antara lain;1 ) Honai atau sinije adalah tempat tinggal para pria dan tamu laki-laki fungsinya yaitu digunakan untuk tempat bermusyawarah dan kegiatan-kegiatan upacara lainnya.2 ) Honai umum O ebema berfungsi sebagai tempat tinggal para istri-istri dan anak-anak laki-laki yang dibawah umur 8 tahun ke bawah.bentuk bangunan sesuai dengan jumlah anggota keluarga dan biasanya di tambah dengan kandang ternak.Hewan pemeliharaan suku Nduga adalah babi,karena babi merupakan harta kekayaan yang paling tinggi nilainya bagi suku dani maupun secara khusus masyarakat suku Nduga sebab hal tersebut pengaruh besar dalam menentukan status sosial mereka.selain sebagai harta kekayaan,babi juga merupakan sebagai alat maskawin ,membayar masalah dan kepentingan lainya
Sistem religi sebelum agama Kristen masuk ke wilayah suku Nduga di kabupaten Nduga kecamatan yigi,mereka manganut sistem keperchayaan animisme dan dinamisme yaitu melakukan dengan ritual-ritual khusus untuk mendatangkan arwah roh-roh nenekmoyang mereka.biasanya tempat ritual ini ditempatkan dalam kebun maupun di belakang honai dan biasanya ada yang di pagari dan ada yang tidak di pagari. Untuk melakukan ritual tersebut biasanya di pesta dengan korban ternak babi.dalam masyarakat suku Nduga. kwal merupakan kekuatan sakti para nenekmoyang yang diturunkan secara turun temurun secara patrineal(diturunkan kepada anak-anak laki-laki).kekuatan sakti ini antara lain,kekuatan menjaga kebun,kekuatan menyebuhkan penyakit, menolak bala,kekuatan menyuburkan tanah dan kekuatan memenangkan dalam perang .untuk menghormati nenekmoyangnya ,mereka membuat lambang yang disebut wesama,sedangkan pindok-ndok merupakan upacara untuk mengakhiri sebuah peperangan yang telah berselisi antar suku dalam kurun waktu yang cukup lama,dan biasanya dilakukan pindok-ndok agar peperangan tersebut berakhir dan mau hidup berdamai dengan musuh dan untuk memulai kehidupan yang baru.
Sistem kerajinan dan kesenian masyarakat suku Nduga dapat dilihat dari cara membangun tempat kediaman seperti bentuk bangunan ,simbol bangunan dan bentuk-bentuk ukiran pada senjata tradisional seperti panah, tombak, dan kampak batu .masyarakat suku Nduga mempunyai seni kerajinan khas ,yaitu anyaman kantong(tas) atau terkenal dengan sebutan sum/noken berfungsi untuk isi hasil buruan atau hasil panen kebun dan bayi yang baru lahir .masyarakat suku Nduga juga memilki berbagai peralatan yang terbuat dari kayu maupun bambu, peralatan tesebut antara lain :Mingin,Male,Sop.kapak batu,sebagai alat buruan dan alat perlindungan diri dari musuh dan mereka juga mempunyai tarian tradisional yaitu Ndawi-Ndawi .Ndawi-ndawi biasanya dilakukan pada saat upacara –upacara adat,seperti pesta bakar batu,perkawinan dan upacara lainnya .
Politik dan kemasyarakatan antara lain:masyarakat suku Nduga senantiasa hidup berdampingan dan saling tolong menolong ,dan memiliki ciri-ciri sebagai sebagai berikut :
1) Masyarakat Nduga memiliki kerjasama yang bersifat tetap dan selalu bergotong royong .
2) Setiap perencanaan pendirian rumah,membuka lahan perkebunan baru,perang suku dan pekerjaan serta upacara-upacara adat mereka selalu didahului dengan musyawarah yang dipimpin oleh seorang penata adat atau kepala suku,karena musyawarah merupakan wujud dari persatuan dan kesatuan mereka dalam menyepakati dalam berbagai hal.dan pakean tradisional suku Nduga adalah suwon /koteka sebagai pakean adat pria dibuat dari jenis buah labuh pelihan,dan Sali/ sum ,merupakan pakean adat perempuan terbuat dari kulit kayu rumbia
Cara menyelesaikan masalah masyarakat suku Nduga adalah dengan cara pindok-ndok (makan besama ) ,pindok-pindok dilakukan akhir dari sebuah proses permasalahan perang yang terjadi.permasalahan ini biasanya dilakukan dengan musyawarah agar setiap orang mengetahui atau menjadi saksi bahwa masalah tersebut sudah selesai,sebab permasalahan yang ada belum diselesaikan dengan pindok-ndok berarti masalah tersebut belum tuntas dan kemungkinan akan muncul kembali.setiap permasalah yang muncul tidak di tangani dengan baik dari awal biasanya sangat berpotensi konflik .sebelum melakukan pindok-ndok di dahului dengan perang suku,misalnya pelakunya marga lain,di luar dari kekusaaan mereka sangat berpotensi untuk terjadinya perang itu.permasalahan yang biasanya menimbulkan perang adalah masalah pembunuhan ,perselingkuhan,dan masalah lain yangmempunyai potensi untuk terjadinya perang suku .
Mata pencarian pokok suku Nduga adalah bercocok tanam ,mereka berani dengan membuka suatu areal huatan dengan membakar lalu mencangkul kemudian menanam jenis-jenis tanaman seperti pisang,umbi-umbian dan sayur-sayuran di lakukan secara berpindah pindah dari daerah ke daerag yang lain (nomaden ) sedangkan buruan di lakukan pada hutan-hutan lembat berupa pencarian kuskus,babi hutan,binatang berkantung dan lain-lain dengan menggunakan senjata tradisional yaitu panah,tombak,dan jerat .
Sejak tahun 1963 yaitu tempatnya 40 tahun yang lalu kabupaten nduga kecematan mapenduma, memasuki agama kristen melalui para misionaris yang datang dari kanada, Amerika dan Austalia, melalui mereka mengajarkan religi baru, kemudian suku nduga menerima religi baru(agama kristen) dan menyebar ke kampung-kampung yang lain, berjalannya waktu semakin dalam mempelajari religi baru itu kemudian unsur-unsur kepercayaan religi mereka yang asli tidak ada lagi, karena pada saat itu para misionaris memerintakhkan para tokoh-tokoh adat masyarakat bahwa lambang atau simbol-simbol keperchayaan itu dikumpulkan kemudian dibakar. Sejak terjadinya pembakaran simbol-simbol itu hingga sekarang tidak lagi mereka memiliki dan melekukan ritual-ritual terhadap religi mereka yang lama, karena pihak gereja melalui para misionaris membina mereka dan mengajarkan kristen dan cara penerapan dalam kehidupan mereka, serta membangun sekolah-sekolah pendidikan agama kristen dalam bahasa daerah, agar dangan harapan setelah tamat dari sekolah itu kemudian diangkat sebagai pengajar agama kristen dan dilibatkan sebagai pelaku pengijil untuk melanjutkan pengajaran agama kristen.
Setelah menerima sistem religi baru ini kemudian mereka merasa aman dan tidak lagi ada perang suku ,sehingga permusuhan antar suku atau antar kelompok seperti dulu tidak ada,karena waktu itu parah misionaris menekankan pengajaran melalui dasar-dasar alkitab bahwa untuk hidup berdamai dan saling mengasihi satu sama lain.sehingga sampe saat ini traadisi budaya mereka juga ditranspormasikan kegereja ,seperti budaya musyawarah adat tidak lagi di lakukan di sinije(honai),sehingga fungsi kewenangan kepalah suku terbatas ,sebab gereja lebih dominan dan tertutup dibandingkan sistem musyawarah yang sebelum benar-benar nampak karena dalam forum musyawra ini lebih mengedepankan transparan dan akuntabilitas kepada anggota .
Gereja maempunyai sistem secara struktural hirarki atau top down yang lebih baik dalam mempertahankan exsitensinya di tengah –tengah kehidupan mereka ‘,seperti kita ketahui kekuasaan.kepemimpinan,yang ada di gereja dari tingkat yang paling hingga paling bawah antara lain:di tingkat sinode,wilayah,klasis,dewan(daerah) ,dan kembala gereja.kekuasaan gereja ini mempunyai peranan pentng dalam kehidupan mereka,karena fungsi gereja selain menyalankan kebutuhan kerohanian mereka ,mereka juga melakukan fungsi pelayanan publik seperti membangun inprastruktur pendidikan dari tingkat SD,SMP,SMA, dan puskesmas sebagai pelayanan kesehatan masyarakat melalui yayasan kristen ,semua yang mereka lakukan tanpa upah yang mereka dapatkan,tetapi sebagai panggian yang mulia dengan hati nurani.
Kehadiran pemerintah di wilayag ini banyak hal yang mengalami perubahan melalui inovasi yang dilakukan oleh pemerintah .namun yang menjadi persoalan adalah banyaknya mengalami perubahan nilai-nilai budaya lokal yang selama ini mereka peroleh ,melalui sistem pemerintah yang bersifat memaksa misalnya memeggang kekuasan baru,sistyem pemerintah yang bertolak belakang dengan hukum adat dalam menyelesaikan masalah ,pegawai negeri sipil yang datang bekerja di kantor pemerintah atau lembaga-lembaga lain,transmikgrasi yang berlebihan datang ke daerah ini,dan pedaggang-pedaggan kaki lima hingga investor-investor dari luat yang datng denga berbagai latar belakang budaya yang berbedah ,karena akses yang disedikan oleh pemerintah
Faktor-faktor yang lain adalah adanya pesta demokrasi melalui pemilihan secara langsung yang diselenggrakan oleh pemerintah dalam hal pemilihan umum(pemilu),dan pemilihan kepalah daerah serta anggota legislatif,ini banyak mengalami kesulitan ketika menentukan hak pilihnya karena akan nantinya permasalahan yang terjadi biasanya telah memenangkan dalam pemilihan ini kemudian salah satu calon dipilih dan memeggang kekusaan di daerah sehingga pemimpin tersebut diistimewakan pada pelaku pemilihnya seperti hal,yang terjadi dalam penerimaan anggota pegawai negeri sipil (PNS),perombakan jabatan di tatanan birokrasi baik di jabatan struktural maupun di tingkat yang paling bawah tanpa sebab yang jelas ,kebijakan pembangunan inprastruktur dan pelayanan publik yang lainya ,sehingga kondisi ini sangat diperihatinkan bagi yang mendukung parah calon lain yang tidak terpilih.
Hal ini menimbulkan satu pertanyaan mereka bahwa ,apakah memang sistem budayah indonesai memang seperti itu,sehingga kondisi ini harus kita mengalami?Sebab hal itu sangat bertentangan dengan budaya yang selama ini mereka anut,sepert yang kita ketahui sebelumnya adalah musyawarah gotong royong,persatuan kesatuan yang kuat ,tidak adanya suatu perbedaan antara satu sama lain,dan mengutamakan kepentingan umum sehingga budaya mereka semakin mengikis dengan dengan kondisi ini.
Kondisi masyarakat suku Nduga sekarang mengalami perubahan yang sangat signifikan ,dibandingkan dengan kondisi tatanan aslinya.kenyataan yang terjadi adalah adanya tidak berfungsi sinije dan diruang terbuka sebagai tempat melakukan musyawarah guna merundingkan sesuatu untuk melakukan kepentingan dalam berbagai hal ,dan tidak adanya persamaan pendapat persatuan dan kesatuan dalam kelompok,di sebabkan karena adanya faktor persaingan dalam perebutan kepemimpinan di gereja dan perebutan kekuasaan di pemerintahan seperti misalnya,jabatan kepala desa,anggota legislatif daerah dan jabatan eksekutif (kepala daerah atau bupati) pada saat mengadakan pesta demokrasi ini sangat-sangat mudah mempengaruhi mereka sebagai masyarakat awam melalui mekanisme pemilihan yang berbedah dengan budayah mereka,sebab kebiasaan dalam pemilihan kepemimpinan dengan cara musyawarah .sehingga hal ini menimbulkan relasi sesama kelompok maupun dalam hubungan kekeluaragaan ,dan akan menimbulkan konflik baru .
Kondisi yang lain yang terjadi adalah gereja menjadi ranah politik karena fungsi musyawarah adat di transpormasikan ke gereja sehingga peranan gereja sebagai pelayan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan spiritual mereka,tidak dilakukan berdasarkan panggilan dan talenta semata-mata kepentingan tertentu ,sebab pemerintah kabupaten Nduga sekarang setiap pemimpin gereja di berikan gaji luar dari pegawai negeri sipil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar